Jumat, 22 Maret 2013

Tiap Rumah di Desa Ini Sediakan Tong Air untuk Cuci Tangan Pakai Sabun

Pemalang, Membiasakan diri untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada kondisi-kondisi tertentu kadang masih diabaikan oleh masyarakat. Tapi hal itu tidak akan terjadi di Desa Pendowo, Pemalang. Tiap rumah di desa ini menyediakan tong air dan sabun di depan rumahnya untuk menjadi sarana CTPS keluarga.

Ada 1.083 rumah di Desa Pendowo, Kecamatan Bodeh, Kabupatan Pemalang, Jawa Tengah. Ada 1.083 tong air dan sabun pula yang disediakan warga di setiap pekarangan rumahnya. Konsep CTPS sepertinya sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari warga desa Pendowo.


"Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sepulang sekolah, sebelum dan sesudah buang air besar, sepulang bermain, sebelum memegang adik bayi," jawab seorang siswa TPA Al-Furqaan, desa Pendowo, dengan lantang saat ditanya kapan harus mencuci tangannya.

Beda lagi dengan ibu-ibunya. Saat ditanya kapan harus mencuci tangan, para ibu menjawab, "Sebelum menghidangkan makanan, sebelum memegang bayi, sebelum menyuapi bayi, sebelum dan sesudah buang air besar, sebelum dan sesudah makan."

Warga desa Pendowo sadar betul bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun yang sederhana, dapat membawa dampak besar pada kesehatan dirinya dan keluarga.

"Ini sudah kami lakukan sejak tahun 2012. Ada 1.083 rumah dan ada 1.083 tong air dan sabun juga di depan rumahnya. Kalau sudah punya kran, dia tidak lagi pakai tong," jelas Acih, dari Pokja (Kelompok Kerja) IV Kecamatan Bodeh, Pemalang, saat kunjungan dalam rangka 'Hari Air Sedunia 2013', Kamis (21/3/2013).

Menurut Acih, tong yang disediakan tidak perlu mahal-mahal. Cukup tong bekas cat yang dilubangi dengan besi panas, diisi air bersih, lalu ditempatkan di depan rumah. Tak lupa juga dilengkapi dengan sabun dan lap kering. Di dekat tong air biasanya juga disediakan tempat sampah.

Dengan menempatkan tong air di depan rumah, artinya akan memudahkan setiap anggota keluarga untuk mencuci tangannya setiap kali akan masuk rumah.

"Jadi kalau anak-anak pulang dari sekolah bisa langsung cuci tangan. Kita taruh juga tempat sampah, jadi kalau habis beli jajan, makan cuci tangan dulu, sesudah makan cuci tangan, lalu buang sampahnya di tempat sampah," tutur Acih.

Memang tidak mudah untuk meyakinkan setiap warga di desa Pendowo untuk mau melakukan praktik CPTS. Menurut Acih, untuk menjadi desa yang sehat tantangannya adalah mengubah perilaku. Sebelumnya, masyarakat belum sadar arti penting cuci tangan yang benar.

Maka Untuk menyosialisasikannya, setiap ada pertemuan desa, seperti pertemuan posyandu, pengajian, kader-kader desa selalu memberikan pengarahan dan contoh tentang pentingnya CTPS yang benar.

Alhasil, di tahun 2012 seluruh rumah tangga yang ada di desa Pendowo, sudah mengerti dan mempraktikkan CTPS. Rencananya, desa ini juga akan diikutsertakan dalam lomba desa PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) tingkat nasional. (detik/21/3/13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar